Tak ada yang menyangkal kemajuan kota-kota di China yang demikian pesat dan modern. Kemajuan dan modernitas terlihat dari pembangunan pencakar langit, tingkat PDB, dan juga banyaknya perusahaan multinasional yang berkantor dan membuka pabriknya di sana.
Satu dari sekian banyak kota China yang merepresentasikan kekinian peradaban adalah Shenzhen. Kota ini baru saja mendapat kehormatan untuk dikembangkan pencakar langit terbaru dengan ketinggian 396 meter. Gedung jangkung ini akan dimanfaatkan sebagai hotel Mandarin Oriental.
Perkembangan Shenzhen memang menakjubkan. Padahal tahun-tahun sebelumnya, tepatnya tiga dekade lalu, kota ini nyaris tak tersentuh modernitas. Shenzhen tak memiliki apa pun yang pantas dibanggakan. Tidak terdapat hotel, pusat belanja, apalagi pencakar langit yang menantang angkasa.
Pada saat itu, kota ini masih sepi dengan populasi hanya 30.000 jiwa. Sekarang, jumlahnya melesat menjadi lebih dari 3 juta orang dengan PDB 500 miliar yuan atau sekitar Rp 918,6 triliun.
Beruntunglah Shenzhen, karena pada tahun 1979, Perdana Menteri Deng Xiaoping menetapkannya sebagai Zona Ekonomi Khusus. Dengan keistimewaan ini, Shenzhen bebas dari ketatnya aturan rezim komunis dan bebas membuka keran untuk investasi swasta dan asing.
Apakah ada wilayah perkotaan di planet ini yang berkembang pesat dan berubah dramatis dalam waktu sesingkat Shenzhen?
Itulah pertanyaan retoris yang kerap diajukan ahli transportasi dan fotografer amatir Leroy W Demery Jr. Ia telah mengunggah foto-foto masa lalu Shenzhen dan mendokumentasikan perjalanannya di sana pada tahun 1980-an. Dari foto-foto yang dipublikasikan BusinessInsider, memang tampak perbedaan nyata Shenzhen aktual dan masa lalu.
Dari sekian banyak kunjungan yang dilakukan Leroy, kali pertama pada 17 Juli 1980. Ia bergabung dengan tur setengah hari "lintas batas" yang diadakan oleh China International Travel Service (CITS), Hongkong. Ia mendatangi Fujian dan Taiwan.
Kemudian selama tiga bulan pada tahun 1983, Leroy menjelajah China dan mengunjungi setiap provinsi kecuali Tibet, Hainan (bagian dari Provinsi Guangdong saat itu).
Awalnya, Shenzhen bernama Bao'an County. Kota ini memiliki sejarah permukiman yang panjang, hampir 1.700 tahun. Kemudian berganti nama menjadi Shenzhen pada bulan Januari 1979.
Pada saat itu, total populasi sebesar 30.000, sementara yang mendiami pusat kota hanya 20.000 orang. Mereka mendiami pusat kota seluas 3 kilometer persegi. Saat itu, hampir tidak ada tanda-tanda perubahan menakjubkan yang segera dimulai, meskipun Zona Ekonomi Khusus sudah diberlakukan.
Namun, kini Shenzhen memiliki 94 gedung pencakar langit dengan ketinggian di atas 100 meter. Dari jumlah itu, 68 di antaranya sudah terbangun, 21 gedung masih dalam tahap konstruksi, dan 5 proyek sudah merampungkan konstruksi struktur atap.
Hebatnya, satu di antara nyaris 100 pencakar langit tersebut merupakan megatall dengan ketinggian mencapai 660 meter dan digadang-gadang merupakan bangunan tertinggi di China, yakni Ping An Finance Center.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar