Sekitar 15.000 suporter travelling fans berangkat lebih awal dari Liverpool dan berbondong-bondong menuju stadion Hillsborough, Sheffield
Mereka datang guna mendukung Liverpool yang akan segera menjalani partai semifinal piala FA 1989 menghadapi Nottingham Forest
Sabtu pagi yang cerah membawa atmosfer yang bagus dan semangat menggelora ditunjukkan para suporter untuk mendukung Liverpool
Mereka tak mempedulikan bagaimana cara mereka datang ke Sheffield. apakah menggunakan bus atau kereta api….
Yang pasti semua supporter menggambarkan hari sabtu itu seperti hari karnaval. Hari itu, semua jiwa bersatu untuk mendukung Liverpool
Namun nampakanya semua akan berubah hanya dalam 1 jam saja…..#Hillsborough
Liverpool pada saat itu diprediksikan akan dapat mengalahkan Nottingham Forest yang menjadi pesakitan tahun sebelumnya di tempat yang sama
Tiket pertandingan di Hillsborough yang biasanya tidak terjual habis, khusus hari itu, Liverpool yang menjadi alasan tiket terjual habis
Namun kacaunya panitia tidak memperhitungkan jumlah fans Liverpool yang datang dengan tempat di mana supporter Liverpool kelak ditempatkan
Tempat di mana akan menjadi saksi sejarah tragedi sepakbola terbesar di Inggris. “ ladang kematian“ bernama ” The Lapping Lane
Panitia mengalokasikan kapasitas tempat untuk 14.000 ribu tribun berdiri di lapping lane yang notabene satu-satunya tribun kecil di sana
Yang lebih tidak masuk akal lagi, Polisi memilih memilih Spion Kop End yang memuat sekitar 21.000 orang untuk menampung supporter Nottingham
Logikanya, Daya tarik pertandingan tersebut ditujukkan untuk fans Liverpool, namun polisi lebih memilih ” mengamakan ” suporter Nottingham
Otomatis, salah persepsi para petugas keamana dan panitia setempat menjadi awal bencanannya. Suporter datang dengan jumlah yg sangat besar
The Lapping lane hanya mampu memuat sekitar 14,600 orang namun hari itu jumlah suporter yang datang sudah di luar perkiraan
Pukul 2 pm para suporter kedua belah kubu mulai berdatangan dalam jumlah besar dengan kawalan polisi berkuda setempat #YNWA
Kerumunan supporter menjadi alasan polisi setempat memperketat keamanan di sekitar stadion dan mengambil alih pengawasan para suporter
Pukul 2.30 pm , kerumunan sekitar pagar masuk semakin meluap saat turnstile (pintu masuk berputar) dibuka…..
Aliran supporter Liverpool dengan jumlah besar masuk bagaikan longsoran manusia dan segera menempati tribun tersebut
Bisa dibayangkan 10.000 orang mengalir masuk ke dalam The Lapping Lane dengan hanya menyediakan 3 gerbang masuk dan 7 pintu masuk putar
Dipastikan ini sangat tidak kemanusiawian yang dapat mendeskripsikan keadaan saat itu dengan keadaan stadion yang penuh sesak dan pengap
Suporter Liverpool yang masih tertinggal diluar sekitar 2000-5000 orang berusaha merengsek masuk ke dalam stadion. diantaranya tanpa tiket
Menurut pengakuan petugas keamanan yang bertugas di luar stadion mengganggap desakan para supporter Liverpool masuk ke dalam stadion disebabkan karena banyak dari mereka yang dalam pengaruh alkohol dalam jumlah besar
Hal tersebut yang menjadi acuan utama para penyelidik untuk mengamati kronologi kejadian tersebut dan sebagai barang bukti utamanya
Namun pada akhirnya semuanya akan dibantah dan sangat tidak rasional saat semua suporter yg sangat antusias dituduh dalam pengaruh alkohol
Lanjut ke TKP, mendengar volume manusia yang berusaha masuk kedalam stadion semakin menggila dan untuk mengantisipasi jatuhnya korban Inspektur Marshal di sana yang hari itu bertugas,David Duckenfireld memerintahakn untuk membuka gerbang C dimana sektor 3 dan 4 berada
Sektor 3 dan 4 yang saat itu sudah penuh sesak dengan fans yang sudah berada di dalamnya sebelumnya. Akibatnya ” Fatal Crush ” terjadi…..
Sebelum Duckenfield mampu memerintahkan official untuk menunda kick off, Aliran manusia dalam jumlah besar masuk tanpa mampu dihentikan
.Aliran manusia mengalir deras masuk ke gerbang C dan memenuhi blok tiga dan empat yang sudah dipenuhi oleh fans sebelumnya
Para supporter yang berada di kedua blok tersebut terdesak ke depan dan terjempit di antara pagar pembatas “ ladang kematian “ tersebut
Keputusan Duckenfield untuk membuka gerbang C sangat fatal akibatnya. Keputusan dia sangat terburu-buru. Logikanya…
Seharusnya sebelum Duckenfield memutuskan untuk membuka gerbang C, dia harus meminta konfirmasi petugas yang berada di blok 3 dan 4 apakah kedua blok tersebut mampu menampung tambahan supporter atau tidak, namun semuanya terlambat….#hillsborough
Akibatnya 96 fans Liverpool tewas terjepit, terinjak dan kehabisan oksigen di dalam ladang kematian tersebut.
Rincian korbannya:
89 suporter pria dan 7 perempuan meninggal di tempat kejadian dan saat di bawa ke hospital.Sepertiga dari korban meninggal berumur 20 tahun
Korban termuda adalah seorang anak laki-laki berumur 10 tahun bernama Jon Paul Gihooley yang merupakan sepupu Steven Gerrard #hillsborough
Korban meninggal banyak ditemukan di blok 3 dan korban injury banyak di temukan di sektor 3 dan sebagian sektor 4
Sekitar 730 di dalam dan 36 suporter di luar stadion menderita cedera ringan hingga parah seperti brain malfunction(kekurangan oksigen)
Kisah memilukan terjadi kepada salah satu korban yang terakhir meninggal, Tony Bland….
Tony Bland merupakan korban selamat yang meninggal 3 tahun setelah kejadian. Dia mengalami kerusakan otak parah
Tony Bland mengalami kerusakan otak yang memaksa dia hidup dalam setengah koma selama 3 tahun di rumah sakit
Pada 3 March 1993 dia meninggal di hospital atas kesepakatam pihak keluarganya dan para doktor melalui cara ” dipaksa meninggal “
Dia merupakan pasien pertama di Inggris yang diperbolehkan meninggal oleh hukum Inggris. Dia meninggal dengan cara asupan gizinya dihentikan
Kegagalan polisi dalam mengontrol laju aliran para supporter dinilai sebagai penyebab utama tragedi tersebut
Penyilidkan mengenai penyebab2 tragedi Hillsborough terjadi segera dilakukan oleh kepolisian Inggris
Sampai keluar hasil penyelidikan yg disebut ” Taylor Inquiry “. Taylor Inquiry adalah hasil penyelidikan yg diputuskan oleh hakim Taylor
Taylor Reports atau Taylor Inquiry berisikan:
- Kegagalan polisi untuk mencegah dan memotong aliran manusia di Gerbang C sesaat sebelum kejadian
- Sektor 3 dan 4 nyatanya telah penuh sebelum aliran tambahan manusia dari gerbang C masuk
- Ukuran pintu masuk di gerbang parimeter terlalu kecil menyebabkan usaha penyelamatan terhambat yg menyebabkan banyak korban tewas
Gerbang C nyatanya gerbang yang diperuntukka sebagai pintu keluar stadion. So, alasan membuka gerbang C karena untuk menghindari tragedi sangatlah tidak diperkenankan dalam situasi tersebut
Akibat dari tragedi Hillsborough ini, tribun berdiri di seluruh stadion di Inggris tidak bole di perkenankan lagi
Nah dari situlah, The Kop End Classic harus diruntuhkan dan digantikan tribun yang lebih layak
Citra buruk suporter mulai menguat sesudah tragedi Hillsborough terjadi, pelakunya The Sun yang menurunkan 3 subjudul kontroversi
3 subjudul tersebut berisikan 3 tuduhan pewarta The Sun yang ” katanya ” menyaksikan langsung kejadian tersebut. Isinya:
- Fans Liverpool mengencingi para polisi yang sedang bertugas #dontbuythesun
- Beberapa fans Liverpool menguntili barang-barang milik korban #dontbuythesun
- Some fans beat up PC giving kiss of life (ada yang tau nih? ambigu)
Ketiga subjudul tersebut memojokkan para suporter Liverpool dan melukai keluarga para korban meninggal di Hillsborough
Orang yang menurunkan headline tersebut yang merupakan editor The Sun sendiri adalah Kevin MacKenzie #dontbuythesun
Saat itu juga The Sun diboikot sama warga 1 kota Liverpool dan menjadi media baca yang diharamkan di kota Liverpool dan sekitarnya
3 bulan setelah kejadian headline itu, editor biadab The Sun, Kelvin MacKenzie mengaku terjadi kesalahan terhadap 3 subjudul tersebut
Namun nasi sudah menjadi bubur dan non sense juga judul itu mereka klaim terdapat kekeliruan di 3 subjudul tersebut #dontbuythesun
Si Kelvin hanya meminta maaf secara personal saja, The Sun-nya pun masih menganggap mereka tak bersalah yang membuat fans LFC geram
15 tahun kemudian tepat 7 Juli 2004, dengan dipicu kesepakatan dengan Wayne Rooney untuk menceritakan kisah hidupnya, The Sun akhirnya meminta maaf keseluruh keluaraga para korban dan masyarakat Liverpool atas headline kontorvesial tersebut
Permintaan maaf terbuka The Sun sama sekali tidak direspon oleh para keluarga korban dan fans LFC, mereka tetap menganggap the Sun ” haram “
Oh ya yg subjudul “Some fans beat up PC giving kiss of life” artinya beberapa fans menghalang-halangi petugas media untuk memberikan medical
November 2002, FHM Australia harus ditarik dari peredaran karena ada sebuah artikelnya yang mengejek kejadian Hillsborough tersebut
Tribute to Hillsborough Tragedy nyatanya tidak hanya datang dari klub-klub Inggris saja, dari klub2 eropa lainnya juga loh
Rabu, 19 April 1989 4 hari setelah tragedi, Ac Milan dan Real Madrid melakukan penghormatan bagi korban-korban tragedi Hillsborough
Saat itu mereka bertemu dalam ajang Liga Champions dan melakukan hening cipta selama 3.06 menit (lama juga ya)
Apa yang tertulis di sini adalah sejarah Hillsborough. Tetapi sejarah ini adalah sejarah untuk saat ini. Ini tidak akan berakhir di sini.
Keluarga para korban Hillsborough akan terus berjuang untuk keadilan demi brother and sister yang gugur di Hillsborough
Kata penutup dari saya untuk sesi ini: Justice has never been done: But their memory will carry on.
#JFT96 #YNWA #Don’tBuytheSUN
You’ll Never Walk Alone !
- John Alfred Anderson (62)
- Colin Mark Ashcroft (19)
- James Gary Aspinall (18)
- Kester Roger Marcus Ball (16)
- Gerard Bernard Patrick Baron (67)
- Simon Bell (17)
- Barry Sidney Bennett (26)
- David John Benson (22)
- David William Birtle (22)
- Tony Bland (22)
- Paul David Brady (21)
- Andrew Mark Brookes (26)
- Carl Brown (18)
- David Steven Brown (25)
- Henry Thomas Burke (47)
- Peter Andrew Burkett (24)
- Paul William Carlile (19)
- Raymond Thomas Chapman (50)
- Gary Christopher Church (19)
- Joseph Clark (29)
- Paul Clark (18)
- Gary Collins (22)
- Stephen Paul Copoc (20)
- Tracey Elizabeth Cox (23)
- James Philip Delaney (19)
- Christopher Barry Devonside (18)
- Christopher Edwards (29)
- Vincent Michael Fitzsimmons (34)
- Thomas Steven Fox (21)
- Jon-Paul Gilhooley (10)
- Barry Glover (27)
- Ian Thomas Glover (20)
- Derrick George Godwin (24)
- Roy Harry Hamilton (34)
- Philip Hammond (14)
- Eric Hankin (33)
- Gary Harrison (27)
- Stephen Francis Harrison (31)
- Peter Andrew Harrison (15)
- David Hawley (39)
- James Robert Hennessy (29)
- Paul Anthony Hewitson (26)
- Carl Darren Hewitt (17)
- Nicholas Michael Hewitt (16)
- Sarah Louise Hicks (19)
- Victoria Jane Hicks (15)
- Gordon Rodney Horn (20)
- Arthur Horrocks (41)
- Thomas Howard (39)
- Thomas Anthony Howard (14)
- Eric George Hughes (42)
- Alan Johnston (29)
- Christine Anne Jones (27)
- Gary Philip Jones (18)
- Richard Jones (25)
- Nicholas Peter Joynes (27)
- Anthony Peter Kelly (29)
- Michael David Kelly (38)
- Carl David Lewis (18)
- David William Mather (19)
- Brian Christopher Mathews (38)
- Francis Joseph McAllister (27)
- John McBrien (18)
- Marion Hazel McCabe (21)
- Joseph Daniel McCarthy (21)
- Peter McDonnell (21)
- Alan McGlone (28)
- Keith McGrath (17)
- Paul Brian Murray (14)
- Lee Nicol (14)
- Stephen Francis O’Neill (17)
- Jonathon Owens (18)
- William Roy Pemberton (23)
- Carl William Rimmer (21)
- David George Rimmer (38)
- Graham John Roberts (24)
- Steven Joseph Robinson (17)
- Henry Charles Rogers (17)
- Colin Andrew Hugh William Sefton (23)
- Inger Shah (38)
- Paula Ann Smith (26)
- Adam Edward Spearritt (14)
- Philip John Steele (15)
- David Leonard Thomas (23)
- Patrik John Thompson (35)
- Peter Reuben Thompson (30)
- Stuart Paul William Thompson (17)
- Peter Francis Tootle (21)
- Christopher James Traynor (26)
- Martin Kevin Traynor (16)
- Kevin Tyrrell (15)
- Colin Wafer (19)
- Ian David Whelan (19)
- Martin Kenneth Wild (29)
- Kevin Daniel Williams (15)
- Graham John Wright (17)
Rest in Peace